Rabu, 05 April 2017

Spesifikasi Minimum Sistem Operasi WIndows

Berrikut ini saya akan buat postingan tentang spesifikasi minimum windows XP, Windows 7, Windows 8 dan windows 10. Spesifikasi ini sangat kita butuhkan sebelum kita melakukan instalasi sistem operasi. Apabila kita menginstal komputer atau netbook tampa kita memperhatikan spesifikasi minimum sebuah sistem operasi, maka akan menyebabkan komputer atau netbook kurang bagus kinerjanya seperti startup terlalu lama, membuka aplikasi terlalu lama dll.
Postingan ini juga saya lengkapi dengan file PDF yang dapat di download di Spesifikasi Minimum Sistem Operasi Windows XP, 7, 8 dan 10 (bentuk PDF)

1.   Windows XP
Windows XP merupakan sistem operasi berbasis GUI yang dibuat oleh Microsoft untuk digunakan pada komputer pribadi (komputer rumah) dan desktop (bisnis, laptop, dan pusat media. Windows XP pertama kali dirilis pada 25 Oktober 2001.  Windows XP merupakan penerus Windows 2000 Professional dan Windows Me, dan merupakan versi sistem operasi Windows pertama yang berorientasi konsumen yang dibangun di atas kernel dan arsitektur Windows NT. Nama "XP" adalah kependekan dari "Experience".
Spesifikasi Minimal untuk instalasi Windows XP Pro SP3 x86 update (10 Juni 2014):
a.      Processor : Pentium III 233 megaherz (MHz) atau 300 MHz disarankan
b.      Memory (RAM) : 64 MB atau 128 MB disarankan
c.      Harddisk : Minimal 1,5 GB
d.     VGA card : 800 x 600 atau resolusi yang lebih tinggi
clip_image002
clip_image004
Gambar 1. Windows XP



2.      Windows 7
Windows 7 di rilis untuk pabrikan komputer pada 22 Juli 2009 dan di rilis untuk publik pada pada 22 Oktober 2009 , kurang dari tiga tahun setelah rilis pendahulunya (Windows Vista) sejarah windows 7
Tidak semua komputer bisa di instal windows 7 karena tidak semua hardware cocok dengan windows 7, mungkin jika komputer /laptop kita bekas instalan windows vista , windows 7 bisa kita instal. namun jika bekas instalan windows xp yang versi lama  belum tentu semuanya bisa terinstal.

Spsifikasi minimum Windows 7 Ultimate x86/x64 :
a.      Processor: 1 GHz or faster 32-bit (x86) or 64-bit (x64) processor
b.      Memori (RAM): 1 GB RAM (32-bit) or 2 GB RAM (64-bit)
c.      Harddisk:  16 GB harddisk (32-bit) or 20 GB (64-bit)
d.     DirectX 9 graphics device with WDDM 1.0 or higher driver.

clip_image006
clip_image008
Gambar 2. Windows 7


3.      Windows 8
Windows 8.1 merupakan versi dari sistem operasi Windows NT dan upgrade untuk Windows 8. Pertama diresmikan dan dirilis sebagai beta publik pada bulan Juni 2013, dirilis untuk manufaktur pada 27 Agustus 2013, dan digunakan secara umum pada 17 Oktober 2013 , hampir setahun setelah rilis ritel pendahulunya. Windows 8.1 tersedia secara gratis untuk salinan eceran Windows 8 dan pengguna Windows RT melalui Windows Store. Tidak seperti paket layanan pada versi Windows sebelumnya, pengguna yang memperoleh 8 luar salinan ritel atau instalasi pre-loaded (yaitu, Volume lisensi) harus mendapatkan 8.1 melalui media instalasi baru dari saluran langganan atau perusahaan masing-masing. dukungan kebijakan siklus hidup Microsoft memperlakukan Windows 8.1 mirip dengan paket layanan Windows sebelumnya: Ini adalah bagian dari Windows 8 dukungan lifecycle, dan menginstal 8.1 diperlukan untuk menjaga akses untuk mendukung dan update Windows setelah 12 Januari 2016. Namun, tidak seperti paket layanan sebelumnya, Windows 8.1 tidak dapat diperoleh melalui Windows Update dan hanya menerima kunci produk 8.1-spesifik.

Dirilis sebagai bagian dari pergeseran oleh Microsoft terhadap pembaruan besar tahunan reguler untuk platform dan layanannya, Windows 8.1 terutama bertujuan untuk mengatasi keluhan dari Windows 8 pengguna dan reviewers on launch (pengulas pada peluncuran). perangkat terlihat mencakup ditingkatkan layar Mulai, pandangan sekejap tambahan, aplikasi dibundel tambahan, integrasi yang lebih kuat onedrive (sebelumnya SkyDrive), Internet Explorer 11, sistem Bing bertenaga pencarian terpadu, pemulihan dari tombol Start terlihat di taskbar, dan kemampuan untuk mengembalikan perilaku sebelumnya membuka desktop pengguna pada login bukannya layar Start. Windows 8.1 juga menambahkan dukungan untuk teknologi berkembang seperti menampilkan resolusi tinggi, cetak 3D, Wi-Fi Direct, dan Miracast streaming.
Windows 8.1 menerima penerimaan yang relatif positif, dengan kritikus memuji fungsi diperluas tersedia untuk aplikasi dibandingkan dengan 8, integrasi onedrive, bersama dengan tweak antarmuka pengguna dan penambahan tutorial diperluas untuk operasi antarmuka Windows 8. Meskipun perbaikan ini, 8.1 masih menyorot untuk tidak menangani semua penyimpangan dari 8 (seperti buruknya tingkat integrasi antara aplikasi Metro-gaya dan antarmuka desktop), dan potensi implikasi privasi memperluas penggunaan 8.1 layanan online .

Spesifikasi minimum Windows 8.1 Pro with Media Center / Enterprise x86/x64
a.      Processor: 1 gigahertz (GHz) or faster with support for PAE, NX, and SSE2
b.      Memori (RAM): 1 gigabyte (GB) (32-bit) or 2 GB (64-bit)
c.      Hard disk : 16 GB (32-bit) or 20 GB (64-bit)
d.     Graphics card: Microsoft DirectX 9 graphics device with WDDM driver

clip_image009
clip_image011
Gambar 3. Windows 8


4.      Windows 10
Windows 10 merupakan sistem operasi komputer pribadi yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai bagian dari keluarga Windows NT dari sistem operasi. Secara resmi meluncurkan pada bulan September 2014 setelah demo singkat di Build 2014, sistem operasi digunakan umum dimulai pada 29 Juli 2015.
Tujuan utama dari Windows 10 adalah untuk menyatukan sistem operasi Windows di beberapa keluarga-termasuk produk Microsoft PC, tablet, smartphone, embedded system, dan Xbox One, serta produk-produk baru seperti Surface Hub dan HoloLens-memungkinkan produk ini untuk berbagi apa yang Microsoft digambarkan sebagai arsitektur aplikasi "universal" dan ekosistem Windows Store. Memperluas pada platform Windows Runtime diperkenalkan oleh Windows 8, arsitektur ini memungkinkan aplikasi untuk diadaptasi untuk digunakan antara platform ini sementara berbagi kode umum.

Minimum system requirements:
a.      Processor: 1 gigahertz (GHz) clock rate, IA-32 or x64 architecture, Support for PAE, NX and SSE2
b.      Memory (RAM): 2 GB for IA-32 and x64 edition
c.      Graphics card: DirectX 9 graphics device and WDDM 1.0 or higher driver
d.     Display screen: 800×600 pixels
e.      Input device: Keyboard and mouse
f.       Hard disk space: 16 GB for IA-32 edition and 20 GB for x64 edition

Recommended system requirements:
a.     Processor: x64 architecture with support for CMPXCHG16b, PrefetchW and LAHF/SAHF
b.      Memory (RAM): 4 GB
c.      Graphics card: WDDM 1.3 or higher driver
d.     Display screen: 1024×768 pixels
e.      Input device: Multi-touch display
f.       Hard disk space: N/A

clip_image013
Gambar 4. Windows 10



Semoga Bermanfaat...


Read More

Pembahasan Subneting

SUBNETING
Subnetting merupakan suatu proses untuk memecah jaringan(IP Address jaringan) menjadi  sub jaringan yang lebih kecil atau metode yang dilakukan untuk membagi blok setiap alamat IP address menjadi beberapa blok IP address.
Tujuan Subneting
a.    Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan sehingga memaksimalkan penggunaan IP Address.
b.    Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
c.    Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network

Istilah Yang Digunakan Dalam Subneting

1.    Network Address
Network Address merupakan sebuah alamat IP address yang dipakai untuk mewakili dari sekumpulan host yang tergabung dalam sebuah jaringan. Fungsi Network Address yaitu untuk menandai sebuah network agar dapat dibedakan dengan network yang lain. Network address juga digunakan untuk mengirimkan paket dari LAN ke LAN atau jaringan satu ke jaringan lain.

2.    Broadcast Address
Broadcast Address merupakan alamat yang digunakan untuk mengirim paket ke semua host yang ada pada sebuah jaringan/LAN. Broadcast address tidak diperuntukan untuk untuk mengirim paket ke jaringan lain.
Contoh broadcast address seperti siaran televisi dan radio. Dimana stasiun siaran melakuakan siaran terus menerus tanpa mempedulikan apakah ada pesawat televisi ataupun radio yang memonitoring siaran tersebut. Dan dapat juga dianalogikan seperti orang yang membagikan kartu ucapan lebaran kepada siapa saja yang lewat di sebuah jalan, tanpa mempedulikan siapa penerimanya.
3.    Subnet Mask
Subnetmask merupakan angka 32 bit binner yang digunakan untuk memisahkan antara Network Identifier (Net-Id) dengan Host-Id pada jaringan. Net-Id bernilai 1 dan host-Id bernilai 0.
4.    Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan bilangan yang digunakan untuk mengalokasikan jumlah alamat yang ada pada blok tertentu. Misal 192.168.0.0/24, pada contoh tersebut yang merupkan CIDR adalah "/24" yang
disebut juga dengan notasi. 
5.    Host valid / IP valid
Host valid / IP valid merupakan alamat (IP address) yang dapat digunakan oleh host. Misalnya IP address 192.168.1.0/24, maka host jumlah host valid nya adalah 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254. Sedangkan Ip address pertama 192.168.1.0 merupakan Network address dan IP address terakhir  192.168.1.255 merupakan broadcast address

Contoh Soal Subnetting Class C


IP Address : 192.168.1.0/24
Penyelesaiain
IP address : 192.168.1.0/24
Dari contoh soal di atas, maka dapat dicari:
a.    Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.00000000
b.    Subent mask decimal = 255.255.255.0
c.    Jumlah subnet = 2^0 = 1
d.    Jumlah host/subnet = 2^8 = 256
e.    Jumlah host valid/subnet = 256 - 2 =254
f.     Blok Pertama: (total host 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255)
g.    Network address = 192.168.1.0
h.    Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254
i.      Broadcast address = 192.168.1.255
Pejelasan.

1.    Subnet Mask Binner (SM Binner)

Jumlah bit binner pada IP address yaitu 32 bit, yang terbagi dari 4 oktet. Setiap oktet terdiri atas 8 bit yang dibatasi dengan titik atau dot. Berdasarkan CIDR atau notasi yang digunakan pada soal menggunakan /24 (notasi 24). Maka didapatkan  Subnetmask binner  11111111.11111111.11111111.0000000

2.    Subnet Mask Desimal (SM Desimal)

Subnet mask desimal merupakan konversi dari subnet mask binner. Subnet mask binner adalah 11111111.11111111.11111111.00000000, maka subnet decimal yang didapatkan yaitu 255.255.255.0

3.    Jumlah subnet

Karena sebnetting ini dilakukan pada kelas C, maka NET ID adalah tiga oktet pertama dan satu oktet terakhir merupkan HOST ID.
Untuk  menetukan jumlah blok pada sebuah IP address yaitu jumlah bit 1 pada HOST ID. Karena pada HOST ID tidak terdapat bit 1, maka jumlah blok pada ip address tersebut adalah 2^0 = 1.

4.    Jumlah host/subnet

Cara penghitungan jumlah host ini merupakan kebalik dari perhitungan jumlah subnet. Untuk mencari jumlah host, yang perlu diperhatikan adalah jumlah bit 0 pada SM Binner diatas.
Karena pada SM BInner tersebut terdapat 8 bit 0, maka jumlah host nya adalah 2^8 = 256.

5.    Jumlah Host valid/subnet atau IP Valid/subnet

Jumlah total range IP address diatas adalah 256 yang terdiri atas 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255; Untuk menentukan IP valid, maka Jumlah Host - 2 (network address dan broadcast address). Jadi Karena pada ip address terdapat 3 jenis address, yaitu network address, broadcast address, dan IP valid.
Maka IP address tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 192.168.1.0 sebagai network address, 192.168.1.255 sebagai broadcast address, dan yang menjadi range IP valid adalah 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254;

Contoh Soal dan Pembahasan Subnetting IP Address Kelas C, B dan A
A.   Subnetting kelas C
IP address yang disubnetting yaitu 192.168.10.0/26
Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.11000000
Subent mask decimal = 255.255.255.192 {didapat dari (2^7) + (2^6) = 192 }
Jumlah Subnet = 2^2 = 4
Jumlah host/subnet = 2^6 = 64
Jumlah host valid/subnet = 64-2 = 62
Tabel IP Address 192.168.10.0/24
No Subnet
Network Address
Host Valid
Broadcast Address
1
192.168.10.0
192.168.10.1 s/d 192.168.10.62
192.168.10.63
2
192.168.10.64
192.168.10.65 s/d 192.168.10.126
192.168.10.127
3
192.168.10.128
192.168.10.129 s/d 192.168.10.190
192.168.10.191
4
192.168.10.192
192.168.10.193 s/d 192.168.10.254
192.168.10.255


Penjelasan dari cara perhitungan diatas:
a.    Subnet mask binner (SM Binner)
Jumlah bit binner pada IP address adalah 32 bit, yang terbagi atas 4 oktet. Setiap oktet terdiri atas 8 bit yang dibatasi dengan titik atau dot. Berdasarkan CIDR atau notasi yang ditentukan diawal perhitungan tadi, yaitu /26. Maka bisa ditentukan bahwa Subnetmask binner adalah 11111111.11111111.11111111.11000000;
b.    Subnet mask decimal (SM Decimal)Subnet mask desimal merupakan konversi dari subnet mask binner. Karena Subnet mask binner adalah 11111111.11111111.11111111.11000000, maka subnet decimal 255.255.255.192;
c.    Jumlah subnet
Karena sebnetting ini dilakukan pada kelas C, maka yang merupakan NET ID adalah tiga oktet pertama dan satu oktet tersisa merupkan HOST ID. Untuk menetukan jumlah blok pada sebuah IP address adalah jumlah bit 1 pada HOST ID. Karena pada HOST ID tidak terdapat bit 1, maka jumlah blok pada ip address tersebut adalah 2^2 = 4.
d.    Jumlah host/subnet
Cara penghitungan jumlah host ini merupakan kebalikan dari perhitungan jumlah blok. Untuk mencari jumlah host, yang perlu diperhatikan adalah jumlah bit 0 pada SM Binner diatas. Karena pada SM Binner tersebut terdapat 8 bit 0, maka jumlah host nya adalah 2^6 =64 .
e.    Jumlah Host valid/subnet atau IP Valid/subnet
Jumlah total range IP address diatas adalah 64 yang terdiri atas 192.168.1.0 s/d 192.168.10.62; Untuk menentukan IP valid, maka Jumlah Host -2 (network address dan broadcast address).

B.   Subnetting kelas B
IP address yang akan kita subnetting adalah 172.16.0.0/18
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0)
Berikut ini adalah penjelasan dari cara perhitungan diatas.
Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2^2 = 4 subnet.
Jumlah Host per Subnet = 2^y, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^14 = 16384 Host/subnet
Jumlah host yang valid/subnet = 2^y – 2 = 16382 Host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64.

Tabel IP Address 172.16.0.0/18
No Subnet
Network Address
Host Valid
Broadcast Address
1
172.16.0.0
172.16.0.1 s/d 172.16.63.254
172.16.63.255
2
172.16.64.0
172.16.64.1 s/d 172.16.127.254
172.16.127.255
3
172.16.128.0
172.16.128.1 s/d 172.16.191.254
172.16.191.255
4
172.16.192.0
172.16.192.1 s/d 172.16.255.254
172.16.255.255

Penjelasan dari cara perhitungan diatas:
a.    Subnet mask binner (SM Binner)
Jumlah bit binner pada IP address adalah 32 bit, yang terbagi atas 4 oktet. Setiap oktet terdiri atas 8 bit yang dibatasi dengan titik atau dot. Berdasarkan CIDR atau notasi yang ditentukan diawal perhitungan tadi, yaitu /18. Maka bisa ditentukan bahwa Subnetmask binner adalah 11111111.11111111.11000000.00000000
b.    Subnet mask decimal (SM Decimal)Subnet mask desimal merupakan konversi dari subnet mask binner. Karena Subnet mask binner adalah 11111111.11111111.11000000.00000000, maka subnet decimal 255.255.192.0;
c.    Jumlah subnet
Karena sebnetting ini dilakukan pada kelas B, maka yang merupakan NET ID adalah dua oktet pertama dan dua oktet lagi merupkan HOST ID. Untuk menetukan jumlah blok pada sebuah IP address adalah jumlah bit 1 pada HOST ID. Karena pada HOST ID terdapat 2 buah angka 1, maka jumlah blok pada ip address tersebut adalah 2^2 = 4.
d.    Jumlah host/subnet
Cara penghitungan jumlah host ini merupakan kebalikan dari perhitungan jumlah blok. Untuk mencari jumlah host, yang perlu diperhatikan adalah jumlah bit 0 pada SM Binner diatas. Karena pada SM Binner tersebut terdapat 8 bit 0, maka jumlah host nya adalah 2^6 =64 .
e.    Jumlah Host valid atau IP Valid
Jumlah total range IP address diatas adalah 64 yang terdiri atas 192.168.1.0 s/d 192.168.10.62; Untuk menentukan IP valid, maka Jumlah Host -2 (network address dan broadcast address).

C.   Subnetting kelas A
IP address yang akan kita subnetting adalah 10.0.0.0/11
Analisa: 10.0.0.0/11berarti kelas A, dengan Subnet Mask /11 berarti
11111111.11100000.00000000.00000000 (255.224.0.0)
Berikut ini adalah penjelasan dari cara perhitungan diatas.
Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2^3 = 8 subnet.
Jumlah Host per Subnet = 2^y, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^21= 2097152 host
Jumlah Host yang valid/subnet  2^y – 2  => 2^21-2 = 2097150 Host
Blok Subnet = 256 – 224 =.32
Tabel IP Address 10.0.0.0/11
No Subnet
Network Address
Host Valid
Broadcast Address
1
10.0.0.0
10.0.0.1 s/d 10.31.255.254
10.31.255.255
2
10.32.0.0
10.32.0.1 s/d 10.63.255.254
10.63.255.255
3
10.64.0.0
10.64.0.1 s/d 10.95.255.254
10.95.255.255
4
10.96.0.0
10.96.0.1 s/d 10.127.255.254
10.127.255.255
5
10.128.0.0
10.128.0.1 s/d 10.159.255.254
10.159.255.255
6
10.160.0.0
10.160.0.1 s/d 10.191.255.254
10.191.255.255
7
10.192.0.0
10.192.0.1 s/d 10.223.255.254
10.223.255.255
8
10.224.0.0
10.224.0.1 s/d 10.255.255.254
10.255.255.255

Semoga bermanfaat...

Read More